Ketika Kebun Binatang dan Hutan Tak Lagi Nyaman Ditinggali

Baru-baru ini masyarakat dunia dibuat terbelahak dengan kematian Singa Afrika yang menggantung di kandangnya, di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kematian Michael –nama singa itu- kini memang masih menjadi misteri. Penyelidikan atas perkara itu masih ditangan kepolisian.

Kematian Michael yang aneh bin ajaib itu menambah daftar panjang buruknya pengelolaan konservasi di KBS. Kebun binatang yang di era 70-an sempat mendapatkan predikat terbaik se-Asia Tenggara itu memang terus mengalami pagebluk. Ironisnya hal itu disebabkan persoalan ’’rebutan pakan satwa’’ antar pengelolanya.

Entah sudah berapa kali pertikaian antar pengurus terjadi. Akibat pertikaian itu ethics and animal welfare terkesampingkan. Kondisi satwa yang memburuk karena terabaikan menjadi alat politik untuk saling menjatuhkan. Kematian satwa yang terjadi beruntun seolah menjadi pembenar untuk menjatuhkan pengurus yang berkuasa.

Saat Si Raja Menanti Jurus Sakti Pak Polisi

* Dibalik kematian Singa Afrika KBS 

BERITA kematian ­Michael, sang raja hutan di kandang Kebun ­Binatang Surabaya (KBS) mungkin membuat para redaktur di Daily Mail bernafas lega. Seolah tulisan mereka tentang ’’Zoo of Death’’ makin tak terbantahkan.

Jika tak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalamnya, wajar jika KBS diberi label Zoo of Death. Apalagi hilangnya nyawa Michael kemarin memang diluar kewajaran kematian satwa. Michael mati menggantung seperti seorang yang bunuh diri dengan tali. Kematian aneh bin ajaib satwa yang mungkin baru terjadi di dunia konservasi.

Michael mati bukan karena penyakitan seperti satwa koleksi KBS selama ini. Seperti yang kita tahu selama ini, akibat pengelolaan yang salah selama berpuluh-puluh tahun, KBS tak ubahnya kebun binatang sepuh. Satwanya banyak yang tua dan penyakitan. Kalau ada yang muda, kondisinya pun sama, bermasalah secara genetik karena hasil inbreeding.

Andai Ada Tarzan Kota di KBS

Andai Ada Tarzan Kota di KBS

Oleh : Gunawan Sutanto
MASIH ingat film Tarzan Kota yang diperankan almarhum Benyamin Sueb? Kisahnya tentang anak rimba yang bermigrasi ke kota. Kalau saja tokoh itu nyata, mestinya dia pantas didapuk sebagai pengurus Kebun Binatang Surabaya (KBS). Atau, paling tidak si Benyamin, eh, si Tarzan itu layak menjadi ketua tim pencari fakta untuk mengakhiri konflik di KBS.

Kenapa Tarzan? Ya iya lah. Di dalam cerita, Tarzan bisa berkomunikasi dengan hewan. Dia dekat dengan satwa apa pun. Sampai-sampai makan telur pun tak mau karena dianggap makan kawan.