Mungkin, tidak banyak yang tahu siapa hairstylist di balik penampilan para pejabat pemkot. Termasuk, wali kota dan wakil wali kota Surabaya. Dia adalah Hendy Prayitno, pemilik Hendy Salon di ruko Ambengan Plaza. Pria asal Kediri itu lebih dari tujuh tahun menjadi jujukan para pejabat dan pegawai di lingkungan pemkot. Kok bisa?
JUMAT siang (9/4/2010), Hendy Salon kedatangan Lurah Ketabang Rully Prasetya Negara. Tapi, Rully tidak bermaksud mengadakan operasi yustisi atau mengecek perizinan salon itu. Lurah muda tersebut hendak menata rambut. Begitu Rully dan Hendy bertemu, suasana langsung cair.
Tanpa ini dan itu, Rully langsung duduk di kursi caster untuk ”digarap” tukang potong langganannya tersebut. ”Sudah agak panjang, Pak,” ujar Rully.
Tak lama kemudian, Hendy mulai menangani rambut lurahnya tersebut. Sembari dipotong, Rully mengajak Hendyngobrol ngalor-ngidul. Termasuk membicarakan pilwali (pemilihan wali kota) yang akan berlangsung pada 2 Juni mendatang. ”Tadi saya juga pasang poster sosialisasi di situ,” ujar Rully sembari menunjuk poster sosialisasi pilwali yang dipasang di kaca salonnya.
Pembicaraan gayeng soal pilwali itu juga terkait dengan posisi Hendy sebagai ketua RW 8, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng. ”Saat pilwali nanti saya juga jadi PPS (panitia pemungutan suara) lho Pak,” kata Hendy.
Pembicaraan di antara keduanya tampak begitu akrab. Selain karena hubungan birokratis antara lurah dan warga, keakraban mereka terjalin lantaran hubungan pelanggan dan tukang pangkas rambut.
Rully mengaku, selama ini memang biasa memangkas rambut di Hendy Salon. ”Saya potong ke Pak Hendy sejak beliau masih buka salon di Jalan Pacar (samping kantor bappeko, Red),” terangnya.
Sebelum pindah ke ruko Ambengan Plaza, Hendy Salon memang berada di rumah di Jalan Pacar No 8. Lokasinya tepat berada di samping Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko) Surabaya.
Selain cocok dengan potongan Hendy, Rully bisa menyaring aspirasi dari warganya. Sebab, selama ini, Hendy termasuk tokoh di RW 8, Kelurahan Ketabang. Bahkan, dia menjabat ketua RW sejak sepuluh tahun silam. ”Pak Hendy ini RW abadi,” ujar Rully.
Rully bukan satu-satunya langganan Hendy dari lingkungan pemkot. Beberapa pejabat penting di Surabaya juga cocok dengan potongan capster murah senyum tersebut. Bukan hanya pejabat sekelas lurah, camat, atau kepala dinas, Wali Kota Bambang D.H. dan Wawali Arif Afandi juga termasuk pelanggan Hendy.
Menurut Hendy, sudah lama salonnya menjadi jujukan para pejabat di lingkungan pemkot. ”Kalau ditanya awalnya,ya mungkin karena kedekatan lokasi salon saya yang dulu di Jalan Pacar dengan lingkungan pemkot. Selain itu, yakami sama-sama cocok,” jelasnya.
Pak Bambang Suka Nyeni, Pak Arif Lebih Simpel
Dia menuturkan, Bambang sudah ditangani sejak mantan guru matematika tersebut masih berstatus wali kota pengganti (menggantikan Cak Narto yang meninggal di tengah masa periodisasi, Red). Otomatis, dia mendapatkan kesan khusus dari pribadi Bambang.
Menurut penata rambut kelahiran Kediri tersebut, suami Dyah Katarina itu merupakan orang yang dinamis. ”Pak Bambang itu agak nyen. Karena itu, penampilannya kerap berubah,” ungkap Hendy sembari tersenyum.
Menurut Hendy, salah satu penampilan yang sering berubah tersebut tampak pada gaya kumis Bambang. Kadang, pria yang kini maju sebagai cawawali dari PDIP itu senang berkumis tipis dengan jambang layaknya pemain bola di liga Eropa. Namun, kadang, Bambang ingin tampil bersih dari kumis dan jambang. ”Kalau soal potongan rambut, Pak Bambang senang yang praktis. Misalnya, potongan rambut cepak,” ujar bapak tiga anak itu.
Hendy menceritakan, wali kota yang sukses menertibkan setren Kali Jagir tersebut biasanya pergi ke salon pada hari libur. Sekali nyalon, Bambang bisa menghabiskan waktu sampai tiga jam. ”Biasanya, Pak Bambang tidak hanya memangkas rambut. Dia juga melakukan perawatan seperti creambath dan pijat refleksi. Beliau kan juga butuhrefreshing,” terang gibol (gila bola, Red) tersebut.
Menurut dia, Bambang merupakan sosok yang menghargai pendapat orang lain. Termasuk pendapat Hendy ketika memberikan tentang saran pola potongan rambut yang sesuai untuk Bambang. ”Pak Bambang enak diajak komunikasi. Jadi, sebelum memotong rambut beliau, saya biasanya tukar pendapat dulu, pantesnya potong gimana,” katanya.
Selain pengalaman memangkas rambut Bambang, Hendy bercerita soal pengalaman memotong rambut wawali Arif Afandi. ”Kalau Pak Arif, saya sebenarnya kenal beliau sudah lama. Tapi, mulai jadi langganan saya sejak beliau menjabat wawali,” tuturnya sembari menyulut rokok.
Berdasar cerita Hendy, Arif juga tergolong orang yang simpel. Namun, secara teknis, menurut dia, lebih mudah menata rambut wali kota daripada wawali. ”Anatomi kepala seseorang yang membedakan susah dan tidaknya penataan rambut,” terang pria kelahiran 29 April 1961 itu.
Sebagai jujukan wali kota dan wawali, Hendy Salon menyimpan banyak cerita lucu soal keduanya. Misalnya, menurut salah seorang hairstylist, Bambang dan Arif saling ”intai” lebih dulu jika hendak datang ke salon tersebut. Tujuannya, tidak bersamaan ketika datang ke salon. ”Biasanya, ada staf yang menelepon dulu. Kalau salah satu sudah ada di sini, yang satu nggak jadi datang,” paparnya
Cerita unik lainnya, soal dukung-mendukung dalam pilwali kali ini. Karena Bambang dan Arif kini bersaing dalam pilwali, Hendy Salon tak luput dari jujukan dua tim sukses pasangan tersebut untuk mencari dukungan.
Suatu ketika, Arif mendadak datang ke salon Hendy. Saat itu, staf Hendy mengenakan atribut pasangan Ridho (Risma-Bambang). Sontak, para staf Hendy langsung kikuk. ”Akhirnya, anak-anak ke Pak Arif, ‘Belum dapat atribut dari Cacak sih…’,” ujar pegawai tersebut lantas tersenyum. Beberapa hari kemudian, tim sukses Arif membagi gantungan kunci ke Hendy Salon.
Hendy memang berbeda dengan kebanyakan hairstylist. Dia berkecimpung dalam banyak kegiatan di luar ”ayu-ayuan”. Selain menjadi pak RW, dia punya grup futsal dan badminton. Jadi, dia jauh dari sosok gemulai, seperti sebagian pria yang terjun di dunia salon dan kecantikan. ”Saya dulu ketika belum jadi hairstylist ya sudah mencoba banyak kerjaan lain. Termasuk jualan sayuran. Ternyata, dunia saya di sini,” terangnya. (*/c12/ari)