Kata Bonek (Bondo Nekat/Modal Nekat) melekat pada suporter Surabaya ketika terlontar dari pernyataan mantan Walikota Surabaya, Alm. Sunarto Sumoprawiro yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua Umum sekaligus manajer Persebaya Surabaya.
Memang sih jiwa militan yang cenderung nekat sebenarnya sudah melekat pada diri arek-arek Suroboyo sejak jaman londho (Belanda) dulu. Ingatkan bagaimana arek Suroboyo dengan nekatnya menolak menyerah diri dari Sekutu ? Dan ujung-ujungnya malah dengan nekatnya berhasil membunuh Jenderal Malaby ? Alasan itulah mungkin yang membuat arek-arek bangga dengan julukan Bonek.
Namun sadarkan kita, sebenarnya kalau urusan bola julukan bonek itu bisa ditujukan untuk suporter mana saja ? Kalau tidak percaya, coba deh searching bagaimana kondisi kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Malang, dan lainnya ketika menyelenggarakan pertandingan sepak bola ?
Fenomena itulah yang kemarin membuat Metro TV melalui tayangan SNAPSHOT-nya (edisi tingkah laku para suporter – 22 Januari) mencoba mengangkatnya ke masyarakat. Dari tayangan tersebut bisa disaksikan bagaimana Jakarta berubah menjadi warna oranye dalam sekejap, bagaimana metromini menjadi bis tingkat (karena the Jak yang menumpang di atas bus), bagaimana jalanan Jakarta dan Bandung dipadati kendaraan bermotor yang pengendaranya (suporter) tanpa berhelm, bahkan ada yang satu motor dinaikin 3- 4 orang.
Tidak hanya itu, masuk stadion tanpa menggunakan karcis pun ternyata sudah menjadi hal “wajib” bagi beberapa suporter di tanah air. Datang, nonton, pulang maunya gratis…malah kadang ditambahi suguhan anarkisme dari mereka. Nah, bukanlah tindakan mereka bisa dikategorikan nekat juga ? Lantas kenapa citra suporter sepak bola Indonesia bisa seperti itu ? Ah, jika dibahas tentunya yang terjadi bakal ada saling menyalahkan. Karena segala sesuatu di negeri ini sudah terlanjur banyak yang salah…
So…
Ayo suporter Indonesia, bersama buang sisi-sisi nekat yang negatif, saatnya sekarang berbenah (dimulai dalam diri sendiri), jika ingin sepak bola Indonesia berubah kearah yang lebih baik tentunya.
VIVA Sepak Bola Indonesia…
Bonek (Suporter Surabaya) memang hadir yang pertama di negeri ini, namun mau jujur atau tidak tanpa The Jakmania, Aremania, Bobotoh, Macz Man, Kampak, dan yang lainnya, sepak bola ini rasanya kurang semarak.
saya setuju mas, tak semua tindakan bonek itu anarkis contoh waktu Persebaya kalah 1 – 2 dari PSIM Jogjakarta pada Divisi I kemarin tidak ada tuh kerusuhan sama sekali, lagi pula tradisi suporter menaruh atau menempatkan boneka di samping gawang itu Bonekmania lah yang pertama kali melakukannya OKE PISSS Suporterku PIsss Indonesia
beda warna costum tapi tetap 1 merah putih,
suporter indonesia tidak bisa seperti ini terus.
bonek pasti bisa berdamai dengan the jak dan aremania…
jakarta timur_jakarta barat_jakarta selatan_jakart autara_jakarta pusat all base of the jack mania
bonek sekarang udah berubah rek.bonek tambah kreatif,tambah nekat.bonek gak tau nggolek-nggolek musuh.tapi lek bonek disenggol yo gak meneng ae.
Jangan hanya menilai bonek dari sisi negatifnya saja. Banyak hal-hal positif dari kami yang tidak dianggap ada oleh khalayak. Saya juga menyesalkan tindakan pers yang selalu menghebohkan aksi kerusuhan kami, padahal suporter lain banyak yang melakukan tindak anarkis tapi beritanya tetep adem ayem. Tapi bila kami tidak melakukan kerusuhan dan berusaha berbuat sportif, khalayak umum seakan tidak peduli.
Jika itu yang terjadi, biarlah berlalu. Kami tidak butuh gelar suporter yg TER..baik, TER..kreatif, TER..sportif atau TER….TER yang lainnya. Menjadi lebih baik sudah cukup buat kami daripada gelar yang tidak jelas.
visit my friendster :
bonek_exist@yahoo.co.id