Politik Roll And Action

Politik Roll And Action

Anda pasti pernah mendengar istilah roll…and action yang diteriakan Sutradara saat mengarahkan crewnya memulai shooting. Nah fenomena inilah yang kini terjadi dipercaturan politik tanah air.

***

Entah karena terilhami Arnold Schwarzenegger yang berhasil sukses dari Terminator ke Gubernur California atau bukan. Saat ini artis-artis mulai ikutan “pindah kantor”, dari Panggung Hiburan ke Kantor Kepada Daerah atau bahkan ke Senayan (Gedung DPR).

Setelah Dede Yusuf dan Rano “Si Doel” Karno sukses dalam pencalonan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat dan Wakil Bupati Tangerang, makin banyak artis yang ngikut perjalanan keduanya.

Masyarakat mungkin memaklumi jika Dede menjadi Wagub Jawa Barat. Sebab aktor yang memiliki nama asli Dede Macan Effendi ini memang sudah berpengalaman diranah politik, tepatnya di Gedung DPR. Sampai-sampai mungkin anda ingat sebuah copy iklan obat sakit kepala yang dibintanginya ? Saat itu Dede bilang pada seorang tukang ojek, “Bang…antar ke Senayan”.

Begitu juga Rano Karno. Banyak yang sudah kenal sosoknya sebagai tokoh yang memiliki perhatian besar terhadap budaya Betawi, yang saat ini mulai terkikis modernisasi. Si Doel juga pernah dipercaya menjadi duta khusus Indonesia dalam bidang pendidikan oleh UNICEF. Bahkan berdasarkan pengalamannya, Alm. Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta) sempat mengajukan Rano sebagai calon Gubernur Jakarta, pada pilgub (pemilihan Gubernur) setahun yang lalu.

Mungkin karena perjalanan politik keduanya juga, para artis saat ini mulai berduyun-duyun berkampanye dengan masuk partainya masing-masing. Mereka mungkin lupa dan tidak berkaca bahwa temannya sesama artis juga ada yang gagal dalam sebuah pemilihan kepala daerah.

Mungkin kita masih ingat di Pilkada Banten ada nama Marissa Haque yang dipecundangi Ratu Atut Chosiyah (incumbent), dalam merebutkan kursi Gubernur. Padahal pengalaman Marissa didunia politik juga tidak setahun dua tahun.

Pernah ada kabar juga, anggota dewan sekaligus aktor (Adjie Massaid) sempat kepincut menjadi kandidat Cawagub Jawa Timur. Kabarnya saat itu Adjie ingin berpasangan dengan Pak De Karwo (Soekarwo cagub Jatim yang saat ini lolos putaran kedua). Namun ternyata, Pak De lebih “menjatuhkan hatinya” pada Gus Ipul (Saifullah Yusuf).

Yang terbaru, pacar Siti Nurbaya (Gusti Randa) juga gagal lolos verifikasi menjadi calon tunggal walikota Padang. Faktornya lebih lucu lagi, yaitu karena tidak terpenuhinya kuota dukungan masyarakat.

ke-PeDe-an (percaya diri) para artis itu mungkin muncul karena mereka beranggapan bahwa popularitas dari roll kamera (yang memutar tampangnya di televisi) menjadi senjata andalan guna mendulang suara masyarakat. Dari situ kemudian mereka PeDe ber-action dipanggung politik.

Dari fenomena tersebut ada hal menarik yang perlu disimak. Percaya atau tidak, walaupun jauh dari hingar bingar ibukota (yang penuh dengan sensasi kehidupan para artis) ternyata masyarakat Jawa Timur tidak termasuk dalam kategori “gila” artis. (baca : pemimpin atau tokoh politik dari kalangan artis).

Buktinya bisa dilihat dari pilkada maupun jajaran pimpinan daerah atau anggota dewan yang ada di tingkat I atau II di Jawa Timur. Contoh lainnya juga bisa disimak pada pilgub Jatim, yang saat ini telah diketahui hasilnya. Dari seluruh calon yang maju (baik yang lolos verifikasi atau tidak) tak satupun ada nama beken seorang artis.

Seperti yang tertulis diatas, sempat beredar kabar bahwa Adjie Massaid juga ingin mencicipi kursi Wagub Jatim 2008-2013, bersama Soekarwo. Namun ternyata namanya hilang begitu saja seiring dengan masuknya nama Saifulah Yusuf (Gus Ipul).

Walau sebenarnya Gus Ipul juga layak menyandang gelar artis (karena actingnya dalam film Cheng Hoo), namun brand Saifulah Yusuf lebih awarness dimata masyarakat Jatim sebagai Gus dan trah dari pendiri NU, KH Hasyim Asyari.

Selain nama Adjie, dulu juga sempat muncul nama artis tahun 70-an, Emilia Contesa yang ingin maju sebagai Bupati Banyuwangi. Dan ternyata “gagal maning-gagal maning”.

Bisa jadi faktor keberhasilan artis di panggung politik kemungkinan juga terpengaruh oleh kondisi sosial – geografis masyarakat Indonesia. Tidak semua artis mendapatkan apresiasi, dukungan dan simpati begitu saja dari masyarakat untuk mendulang suara.

Terbukti dibeberapa daerah banyak masyarakat yang masih memprioritaskan faktor intelektual, prestasi dan mungkin faktor “pesantren” dalam menentukan pilihan calon pemimpin atau wakil rakyatnya.

Jadi sebenarnya banyak hal yang harus disiapkan oleh para artis yang ingin maju dalam pemilihan umum atau daerah, terlebih bagi sosok-sosok yang baru pertama kali terjun dikanca politik seperti Syaiful Jamil, Primus, maupun Wulan Guritno. Karena jika tidak niscaya “kursi” gagal diraih. Mengingat masyarakat juga semakin apatis terhadap calon pemimpin maupun wakil rakyatnya.

3 comments on “Politik Roll And ActionAdd yours →

  1. Wah…chep, akhir – akhir ini rupanya senang mengamati politik ya. Atau ini juga sebagai salah satu dari banyak hal yang harus disiapkan chepy yang ingin maju dalam pemilihan umum atau daerah? Anyway…iya terkadang heran juga melihat semangat 45 nya artis untuk masuk ke kancah politik tanpa background organisasi yang cukup. Hal ini mungkin karena “kipas-kipas” dari orang di sekitar mereka yang menyampaikan bahwa mereka layak maju di panggung politik dan segera di-amini oleh artis – artis tersebut tanpa menganalisa lebih jauh. Toh sekarang kan jaman instant :o)
    Kedepan mungkin chepy bisa bikin tulisan hal – hal apa yang bisa membuat orang terutama artis itu berebut masuk di panggung politik.

  2. Wah baca tulisanmu ternyata informasinya lebih dalam hehe..betul tuh kata mbak Yani kita dukung Chepy di republik Mimpi “, mungkin sekarang belom ya chep sapa tau nanti. Arif Afandi dari jurnalis bisa loh jadi wakil walikota, nah loh berarti bisa tuh kamu menembus ketidakmungkinan hahaha….
    Btw mengenai artis emang edan kok, popularitas yang mereka dapatkan selama ini ternyata masih kurang aja. Bahkan tidak cuma artis bintang film aja loh pelawak Eko Patrio juga mencalonkan, Derry, dan sapa lagi tuh lupa..mereka pada berbondong-bondong beralih profesi di bidang politik. Padahal ketika diwawancarai alasan mereka hanya sekedar coba-coba. Pikir mereka dunia politik mampu untuk melancarkan kepentingan mereka di pemerintahan, padahal tanggung jawab di masyarakat perlu diperhatikan juga. so what gitu loh….

  3. Boleh juga tuh artis kalo mo pindah profesi jadi poli-tikus beneran hehehe…

    Kayaknya tahun 2009 bakal menjadi tahun hoki bagi para artis. Toh para PARPOL juga butuh keberadaan Anda untuk mendulang suara. Jadi mending siap-siap mulai dari sekarang. Yg jarang tampil di TiPi, boleh cari gara-gara atau bikin gara-gara, biar para wartawan infotainment ada berita untuk nongolin di TiPi. Yg sdh sering nongol di TiPi, bikinlah berita heboh dan unik, biar masyarakat lebih tahu profil keartisan Anda. Mosok gak metu nang TiPi, wong artis ke kamar kecil aja jadi berita di infotainment.

    Walaupun mereka merasa tidak terlalu pinter, tetapi popularitas adalah salah satu modal penting, dan ini sangat disadari oleh para artis.

    Mungkin para artis juga sadar, bahwa masyarakat sudah mulai jenuh dg para wakil yg telah dipilih. Jenuh karena memilih orang pintar yang cenderung ‘minteri’ dan tidak bisa dipercaya. Mending pilih pelawak beneran, walau gak pintar tapi bisa membuat kita tertawa…

    Aku dukung Tukul Arwana untuk maju menjadi Calon Presiden tahun 2009 biar masyarakat indonesia menjadi PUAS… PUAS… PUAS…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *