Pagi ini saya mendatangi undangan wisuda yang diselenggarakan kampus saya, STIKOSA – AWS. Sabtu, (23/8) sekitar 100-an calon wisudawan/wati mengikuti prosesi wisuda yang berlangsung di pelataran parkir sekolah yang dahulu bernama Akademi Wartawan Surabaya tersebut.
Karena tiap tahun terbiasa mengikuti prosesi wisuda di STIKOM SURABAYA, saya melihat kesan formal jauh terlihat jika dibandingkan dengan prosesi yang ada di STIKOSA – AWS. Namun kesan formal tersebut tergantikan oleh kesan kekeluargaan yang begitu mendalam. Hal itu dapat disaksikan sepanjang prosesi, seperti ketika seorang wisudawan memeluk erat sang dosen (yang duduk dikursi Senat), saat si wisudawan usai mendapatkan ijasah dan penyematan tali topi toga.
Hadir juga sebagai undangan lainnya dalam prosesi ialah Ketua Yayasan Prapanca, Mantan Gubernur Jawa Timur yang pandai bernyanyi dangdut, Basoefi Soedirman. Terlihat juga Dhimam Abror Djuraid, alumni yang saat ini menjadi Ketua PWI Jatim, pimpinan redaksi harian SURYA (namun per 1 September 2008 menjadi pimpinan redaksi Surabaya Post) .
Ada yang unik ketika penyebutan nama wisudawan saat acara menyematan topi toga dan pemberian ijasah. Bila di tempat lain biasanya hanya dipanggil nama dan jurusannya, namun di STIKOSA – AWS wisudawan yang maju juga disebutkan tempat kerja mereka saat ini. Menurut Zaenal Arifin Emka, M.Si selaku Ketua STIKOSA – AWS dalam sambutannya, penyebutan tempat kerja itu bukan rekayasa. Zaenal mengatakan data itu memang didapat dari mahasiswa yang bersangkutan.
Memang seperti yang sudah banyak diketahui bersama, karena jaringan alumninya yang erat dan tersebar diberbagai media di Indonesia, membuat para mahasiswa STIKOSA – AWS dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan atau kesempatan kerja saat mereka belum lulus sekalipun.
Dari yang saya tahu para alumni tersebut bahkan saat ini banyak yang menduduki pos-pos penting dalam berbagai perusahaan media di Indonesia. Sebut saja Di Metro TV ada wakil pimpinan redaksi, Makroen Sandjaya, Di JTV adalah direktur perusahaan Imawan Mashuri, di Portal berita Detik Surabaya ada kepala biro Budi Sugiarto, di Bali Media Group ada Satriya Naradha sebagai direktur, di Suara Surabaya Media ada Erol Jonathan yang menjabat direktur pemberitaan. Saya pikir mereka-merekalah yang kemungkinan memberikan kesempatan/pekerjaan pada “adik kelasnya”
Menjelang akhir acara, saya dikejutkan dengan dipanggilnya nama saya. Saya bersama dua orang lainnya diminta maju ke depan untuk menerima penghargaan dari Ketua. Ternyata saya baru sadar penghargaan itu diberikan karena saya memenangkan lomba foto yang diselenggarakan Uk. Petra beberapa saat lalu. Karena lomba itu terbuka untuk mahasiswa, maka sayapun waktu itu memanfaatkan status saya sebagai mahasiswa STIKOSA – AWS, syukur alhamdulillah menang juara II. Selain saya ada dua mahasiswa lainya yang berhasil menyabet juara II juga namun pada lomba video edukasi yang diselenggarakan oleh TV Edukasi Jawa Timur.
Terima kasih STIKOSA – AWS, terima kasih Pak Zaenal, semoga saya dan rekan-rekan yang lain mampu terus memberikan yang terbaik buat Almamater saya dan almamater Abah saya tercinta, STIKOSA – AWS.
Satu lagi, ternyata mulai wisudawan periode ini lulusan STIKOSA – AWS tidak lagi bergelar S.Sos (Sarjana Sosial), namun berganti menjadi S. IKom (Sarjana Ilmu Komunikasi). “Diharapkan gelar ini menunjukan bahwa kespesifikasian ilmu yang didalami mahasiswa STIKOSA – AWS.” terang Zaenal pada saat sambutan Ketua.
Hai..hai..selamat ya, teruslah berkiprah dan teruss maju..ayoo maju..maju..ayoo…maju..maju…hehe…
selamat ya mas gunawan…
terus berkarya, terus bagi – bagi ilmu gimana caranya nulis yang baik dan kreatif.
cheers,
arisanti
Selmaat bos..
aku pikir kamu bicara tentang seorang Dhimam Abror…
Soale aku nge-klik tags dhimam… hehehe